Wednesday, December 31, 2014

2014, when it all started....

Pada jaman dahulu kala, pada masa di mana gw masih mencoba memahami arti kehidupan (baca: ababil), salah satu kebiasaan gw adalah berusaha memberi kenangan pada momen-momen yang dianggap gak biasa. Misalnya pada saat tanggal bagus dan hari khusus seperti valentine, natal, tahun baru. Pada saat-saat itu gw merasa bahwa momen ini hanya akan terjadi sekali jadi gw harus meninggalkan kenangan yang indah.

(Biarpun setiap hari dan setiap saat gak akan terulang lagi tapi pasti beda donk klo lu jadian sama cewe tanggal 1-1-11 dan tanggal 2-1-11)

Namun sekarang hal-hal kayak gitu udah gak ada artinya lagi. Udah sama kayak hari lainnya. Berarti sekarang gw sudah dewasa dan gak ababil B-)

WRONG

Setelah gw berusaha memahami lebih jauh, gw menemukan bahwa gw yang sekarang menjadi semakin kurang bisa merasakan semangat untuk menikmati kehidupan. Keras dan pahitnya kehidupan perlahan-lahan melumpuhkan romantisme manusia dalam diri gw (caelah)

Sebelum semakin meluas, gw akan memusatkan kepada hal yang utama hari ini yaitu tahun baru.

Belakangan ini gw sering denger statement orang bahwa resolusi awal tahun itu gak penting karena pada akhirnya lupa dan gak dijalanin juga.

Benarkah demikian?

Jujur gw gak begitu inget apa resolusi gw tahun ini dan saat gw menulis ini gw mencoba mencari tulisan resolusi gw tapi gw lupa waktu itu gw simpen di mana. Jadi sepertinya statement itu memang benar..................

Tapi sebenernya kenapa pada awalnya ada kebiasaan seperti itu? Kebiasaan membuat resolusi awal tahun?

Tujuan dari membuat target adalah supaya kita fokus dalam mencapai perkembangan dan perubahan. Hal tersebut sangat penting untuk meningkatkan nilai dari hidup kita. Perubahan pasti terjadi. Semua orang berubah setiap saat. Namun perkembangan itu belum tentu. Perubahan yang tidak direncakan biasanya menyebabkan kemunduran, alih-alih sebuah perkembangan.

Perubahan yang disengaja bukanlah kebiasaan kita. Kita lebih memilih untuk menjalani hidup tanpa perlu benar-benar berpikir. Jalanin aja. sukur-sukur hari esok jadi lebih baik. Biasanya butuh sebuah impact yg cukup keras hingga membuat seseorang berpikir bahwa gw gak bisa begini terus. Kalo kata penulis The Alchemist, Paulo Coelho, ada 3 hal yang membuat seseorang berubah yaitu penderitaan, sakit, dan cinta. Kita tentu berharap hidup kita berubah karena cinta, bukan dari penderitaan atau sakit. Tapi hidup kita gak seindah itu. Bila tidak ada hal besar yang terjadi pada diri kita, kita cenderung menjadi pasif dan membiarkan diri kita mengalir tanpa arah.

Hal itu juga yang terjadi pada kehidupan gw tahun 2014 ini. Tahun ini buat gw menjadi tahun yang sangat flat. Hampir gak ada hal penting yang terjadi. Gak ada keputusan besar yang harus gw buat. Gak ada penderitaan yang menyadarkan.

Hal ini jugalah yang membuat orang-orang merasa bahwa resolusi awal tahun gak berguna. Dulu tiap awal tahun kita merasakan sebuah semangat untuk memulai lagi dari awal. Perasaan yang sama saat keluar dari kamar pengakuan dosa dan kita merasa bahwa kita dapat memulai lagi dari awal dengan lebih baik.Tapi setelah berkali-kali kita "lahir baru" dan akhirnya kembali seperti semula lama kelamaan "romantisme" yang gw sebut itu makin lama makin tergerus dan membuat hati ini sudah gak ada rasa..........

Bukan salah dari resolusinya. Membuat resolusi sangat baik. Kadang kita butuh impact dari luar untuk membuat perubahan dari dalam, dan tahun baru merupakan salah satu impact itu. Yang salah adalah mungkin bagaimana kita membuat resolusi itu dan menjalaninya. Ini adalah salah satu artikel yang bagus tentang bagaimana membuat dan menjalankan resolusi http://www.trulyrichclub.ph/2014/12/fulfilling-new-years-resolutions-time/


Sudah cukup ngomongin resolusi. Karena ini tujuannya adalah review akhir tahun jadi gw akan review singkat highlight gw tahun ini.

Pertama udah pasti keberhasilan terbesar gw menyelenggarakan tablo Paskah musikal tahun ini. Biarpun gw bilang keberhasilan terbesar bukan berarti sangat spektakuler. Saat gw merencanakan tablo dlm bentuk musikal, gw punya tujuan untuk melihat seberapa jauh OMK bisa membuat sesuatu yang unik dengan source lokal. Dalam perjalanan gw melihat bahwa OMK Sathora punya daya yang cukup besar. Walaupun dengan keterbatasan pengalaman dan kesalahan sana-sini di awal gw percaya kalo dibuat sekali lagi pasti hasilnya akan jauh lebih baik.

Tahun ini gw juga bisa dua kali travel yaitu ke Bandung dan ke Bali. Buat gw hal ini cukup besar karena ini yang pertama, terutama pada waktu ke Bali gw hanya sendirian dengan modal nekad.

Dan juga tahun ini gw bertemu banyak orang baru dalam rangka kerjaan gw. Orang-orang hebat, yang saat ini gw agak menyesal gak bisa menyebutkan mereka satu persatu karena gw gak bisa inget semua. Tahun depan gw sepertinya harus membuat review perbulan supaya gk ada pengalaman hebat yang terlupakan (RESOLUSI!!!)

Tahun ini mungkin bukan jadi tahun yang spektakuler buat gw, tapi tahun ini merupakan tahun awal dari perjalanan hidup gw di dunia profesional karena tahun sebelumnya gw terlalu berfokus sama bayar cicilan....semoga tahun selanjutnya gw bisa berkembang lebih baik dalam karir dan keuangan.


Sebelum menutup, ada sedikit tambahan. Untuk waktu yang cukup lama gw berusaha menjawab pertanyaan soal perkawinan, terutama dalam mencari pasangan. Kriteria apa yang harus dicari dari seorang wanita? "behind every great man is a greater woman" jadi gmn kriteria "greater woman"? dsb dsb. Dan sepertinya gw sudah mendapatkan jawabannya...tapi masih classified. hehehehe~

anyway have a great party dan semoga tahun 2015 jadi tahun yang lebih baik buat kita semua!

God Bless Us All!

Wednesday, September 10, 2014

Apa adanya

Pada awalnya sebelum menentukan target, kita melihat ada apanya dari dia untuk menentukan apakah kita akan mendekati ato menerima.

Apa yg ada? Kecantikan? Kegantengan? Tanggung jawab? Ramah? Periang? Kesabaran?

Semua kualitas "ada apanya" menjadi pertimbangan untuk melangkah lebih jauh.

Dalam perjalanan yg lebih jauh, akan ditemukan beberapa hal yang "tidak ada" atau "kurang ada".
Kurang rapi, kurang bersih, kurang perhatian, tidak tegas, tidak peka, kurang humoris, kurang senyum.

Lalu apa yang dilakukan?

Yang "tidak ada" maupun yang "kurang ada" itu berusaha dibuat menjadi "ada"

Dengan alasan supaya sama-sama menjadi lebih baik, pasangan berusaha merubah satu sama lain. Dengan teguran lembut, nasihat memaksa, saran mengikat, yang tak jarang menimbulkan pertengkaran sehingga akhirnya ada yang mengalah dan berubah. Atau isu itu dianggap tidak ada, dan sesekali akan muncul lagi dipermukaan.

Sampai akhirnya di depan altar Tuhan berjanji saling setia dan mau menerima pasangan "apa adanya", atau lebih tepatnya "apa yang ada dan diada-adakan dan yang akan terus diadakan"

Oh itu baik supaya hubungan tersebut saling melengkapi dan bertumbuh menjadi lebih baik bersama.

Namun kadang hal itu bukan untuk kebaikan pasangan, melainkan untuk kebutuhan pribadi. Diubah sesuai standar yg dimiliki. Bukan mencari sesuai harapan tapi menciptakan seseorang yang sesuai harapan sehingga suatu hari nanti kita dapat berkata bahwa kita menerima pasangan kita "apa adanya"

Friday, June 27, 2014

Indonesia dan Harapan

Siapa sih yang bisa memperbaiki nasib bangsa ini? Apakah seorang sosok yang menjadi pemimpin kita nanti seorang diri dapat mengubah negara ini? Mustahil! Bagaimana pun Indonesia adalah kita. Kitalah yang menjadi penentu utama nasib bangsa ke depannya.

So, apa peran pemimpin?

Pemimpin adalah dia yang memberikan motivasi agar kita memberikan yang terbaik. Pemimpin yang dapat menggerakkan rakyat untuk mengubah nasib bangsa ini. Bukan pemimpin yang merasa bisa menjadi juru selamat bagi negeri ini.

Pemimpin yang memberikan harapan, ditengah kondisi negara yang membuat kita tak percaya lagi. Gak ada orang yang bisa memberikan kepastian, namun setitik harapan dapat menjadi kekuatan untuk kita mau bergerak.

Pemimpin yang membuat kita malu akan sikap kita yang acuh tak acuh terhadap nasib bangsa. Bukan pemimpin yang membuat gw berkata "ah ya biarin ajalah ini negara. Bukan urusan gw. Yang penting gw kerja, nyari duit, jadi orang bener. Kalo Indonesia hancur gw tinggal terbang ke Jepang"

Harapan itu kini telah datang. Setitik cahaya yang membuat gw berhenti dan berpikir sejenak akan nasib bangsa. Tanpa kepastian namun memberikan angin sejuk. Mungkin ini hanya delusi, namun seperti kata Albert Einstein, imagination is more important than knowledge. Saat dulu gw yakin bahwa negeri ini hanya akan terpuruk, sekarang gw dapat membayangkan hal yang positif, yaitu bahwa akan ada perubahan besar di bumi kita, Indonesia. Harapan yang membuat gw ingin menjadi bagian dari perubahan tersebut. Harapan bahwa di masa mendatang gw bisa bercerita pada anak cucu, "nak, Indonesia dulu gak seindah ini. SARA dimana-mana. Diskriminasi, korupsi, ketidak teraturan, dan kemiskinan menjadi makanan tiap hari. Namun suatu hari muncul seseorang yang tidak menarik, seseorang yang gak elegant. Beliau tidak banyak bicara. Beliau hanya bekerja, bekerja, dan bekerja seorang diri memperbaiki yang rusak. Tapi semakin lama, satu persatu orang melihat beliau dan tergerak untuk turun tangan ikut memperbaiki. Nak ingat, kalau Indonesia saat ini bisa gagah seperti ini, ini bukan karena satu orang saja, melainkan kerja keras seluruh rakyat pada jaman itu. Tapi tanpa satu orang itu yang memberikan inspirasi dan harapan maka gak akan ada Indonesia yang saat ini. Karena itu ingatlah nak bahwa nasib bangsa ini ada ditangan kalian saat ini. Tak usah banyak bicara namun bekerjalah. Jangan memaksa orang untuk tunduk pada perintahmu, namun berilah mereka teladan supaya mereka dengan senang hati mengikutimu"

Jadilah bagian dari sejarah. Indonesia butuh dukungan kita lebih dari sebelum-sebelumnya. Pesimis dan negatif sudah tidak akan membantu sama sekali.

Surat untuk seorang teman

Kita semua adalah penulis
Hidup kita adalah ceritanya
Setiap detik kisah hidup kita tergores pada buku hidup kita dengan waktu sebagai tintanya

Kadang kisah yang indah
Kadang penuh duka
Kadang kita berbagi kisah dengan orang lain
Kadang kita berjalan sendiri

Semua peristiwa, baik dan buruk, adalah bagian dari kisah kita
Sebuah rangkaian tak terputus sejak kita tercipta hingga kita mencapai garis finish
Setiap bab dalam kisah kita merupakan bagian dari hidup kita yang akan terus tertulis, dan akan selalu menjadi bagian dari diri kita
Setiap kisah merupakan bagian yang membentuk diri kita saat ini

Kini bab yang baru telah dimulai
Kisah yang lama telah usai
Lembaran baru telah siap untuk ditulis

Kita semua adalah penulis
Mari kita buat kisah hidup kita menjadi sebuah cerita tentang petualangan panjang yang luar biasa
Sehingga saat Sang Pencipta membaca kisah kita
Semoga Dia tersenyum, terhibur, dan bangga akan hidup kita

Tuesday, June 24, 2014

Penemuan terbesar dalam hidup gw

Kemarin gw menemukan sebuah terobosan yang akan merubah hidup gw secara drastis. Let me share my discovery


Selama belasan tahun gw mempunyai kebiasaan yang merupakan turunan dari orang tua gw yaitu kalo mau masak mie kuah pake telor, masak dulu telornya baru kalo udah agak mateng mienya dimasukin supaya kuning telor gak pecah. As long as I remember gw menjalani ritual itu kalo gw masak mie pake telor. Problemnya adalah kalo pertama kita masukin telornya maka suka berbusa dan bisa sampe meluap keluar. Untuk menjaga supaya gak meluap gw akan maenin apinya, kalo sudah mau tumpah gw kecilin. Kalo udah turun busanya gw gedein lagi. Cara kedua yaitu tiup busanya dan secara otomatis busanya masuk lagi ke air.

But then yesterday gw berpikir: "apa jadinya kalo gw masak dulu mie nya sampe agak mateng baru masukin telornya?"

Secara teori adalah saat mie sudah agak mateng gw gak perlu aduk-aduk lagi dan kalo gw ceplok telornya maka gw bisa bikin telornya gak overcooked. Hasilnya bahkan diluar dugaan. Karena air sudah cukup panas dan ada mie di bawahnya membuat telor gak berkerak di bawah panci. Yg kedua, yang merupakan penemuan terbesar adalah gak ada lagi busa yang meluap-luap keluar! This is really a lifesaver. Gw gak perlu lagi susah payah mengatur supaya busa gak keluar dari panci yang bisa mengotori kompor. Yang terakhir adalah gw bisa makan mie kuah dengan telor yang setengah matang. Kuning telor kental dan nikmat saat dipecahin membuat rasa dari mie dan kuahnya meningkat sangat drastis!


Kesimpulannya adalah: terkadang kita terjebak dalam sebuah kebiasaan/habitus yang kita bahkan gak tau sejak kapan kita melakukan hal itu. Kadang kebiasaan itu jelek atau tidak efektif (seperti memasak telor dulu baru mie), tapi kita terjebak karena kita sudah melakukannya tanpa berpikir. Otomatis saja kita lakukan.


Dalam hidup kita ada banyak hal-hal kecil yang bila kita ubah dapat mengubah seluruh hidup kita jadi jauh lebih baik, seperti gw membalik proses memasak mie dan telor maka kesulitan-kesulitan yang sebelumnya ada jadi hilang, bahkan ada bonus lebih yaitu rasa yang jadi lebih enak. Apa hal kecil yang bila diubah dapat merubah hidup u jadi jauh lebih baik?

Friday, June 20, 2014

Cinta

Cinta
Bila kau sumber bahagia,
Mengapa duka selalu bersamamu

Bila kau adalah angin sepoi,
Mengapa badai selalu datang menyusulmu

Bila kau mata air yg memberi kesejukan,
Mengapa dahaga menjadi sahabatmu

Aku hanya ingin hidup dalam cinta,
Mengapa kini aku derita

Bahkan sang pencipta yang datang dengan cinta
Harus berakhir dalam siksa

Cinta
Bila kau adalah kehidupan,
Mengapa kematian yang ku rasa

-OTS-

Tuesday, May 6, 2014

Check Point: 25

Bagaimana rasanya sudah berusia 25 tahun?

Well, kita semua setiap tahun akan bertambah umurnya, tapi umur 25 berasa sedikit berbeda dibandingkan 0-24.

Perbedaan itu mungkin karena umur 25 tahun sering diartikan sebagai pesta perak. Gw kurang tau sih kalo umur orang yang 25 dianggep pesta perak juga ato gak, yang pasti konsep itu tertanam dalam diri gw sehingga menyambut umur 25 tahun ini gw merasa adanya perbedaan.

Bila rata-rata umur manusia 70-80 tahun, artinya saat ini gw sudah menjalani 1/3 dari perjalanan panjang hidup gw di dunia. Sebuah check point dalam hidup gw. Bukan kayak check point di game, yang mana kita bisa load data dari check point kalo misalnya mati ato kurang sempurna.

Check point yang gw maksud lebih seperti penanda: "Hello, jatah lu tinggal 2/3 lagi. 1/3 terakhir itu, 50-75, lu sudah tua. Artinya sisa petualangan lu tinggal 1/3 lagi, 25 tahun!"

Apa yang mau gw capai, apa yang mau gw usahakan, apa yang mau gw explore, semua harus dilakukan dalam jangka waktu 25 tahun ke depan....well....damn........

Anyway sebelum melihat ke depan, gw mau review ke belakang dulu.

Umur 0-21 merupakan masa yg gk produktif buat gw. Seperti kebanyakan anak di Jakarta, gw gk dibimbing untuk mencari jati diri. Jalan hidup gw udah ditentukan dari awal. Sekolah 12 tahun, kuliah, kerja di kantor yg bagus dgn gaji oke, naik pangkat, merid, punya anak, tua, mati.

Apa masalahnya dengan hal itu? Masalahnya adalah gw tidak dilahirkan untuk itu.

Di saat seharusnya gw fokus ke sekolah, gw lebih aktif di gereja. Gw belajar alkitab, paduan suara, organisasi misdinar, dan sesekali ngasih renungan dan pengajaran. I love music, reading, writting, and teaching, tp di sekolah hal itu tidak dianggep. Bahkan saat kuliah yang gw merasa agak salah jurusan yang akibatnya kuliah gw berantakan. Bisa lulus aja udah sukur :3

Efeknya baru terasa saat gw ultah ke 21. Saat seharusnya seorang laki-laki dianggap dewasa dan sudah bisa hidup sendiri di dunia, gw gk punya kemampuan yang cukup untuk mencari duit. Di kampus nilai gw jelek, bahkan passion gw seperti nyanyi, baca, dll blm sampai tahap bisa dijual karena motto gw sebagai orang Katolik yang saleh adalah "seadanya". Sebuah teologi yang salah yaitu sebagai murid Kristus kita harus rendah hati dan gak boleh menonjol. Kalo perlu kehadiran u gk disadari smua orang. Hal ini membuat gw gak pernah secara serius mengembangkan diri karena yang penting cukup untuk melayani di gereja.

Singkat cerita umur 21 merupakan titik balik kehidupan gw, yaitu gw mulai berfokus mencari jati diri, tujuan hidup, untuk apa seorang Rio dilahirkan. Hal yang sangat sulit karena gw dikelilingi orang-orang yang gk menganggap hal itu penting. Tanpa mentor yang bisa membimbing, gw berjalan dengan tuntunan Tuhan melalui buku-buku dan kejadian-kejadian yang diijinkan terjadi untuk mengarahkan supaya gw berjalan di jalur yang benar. Sebuah perjalanan panjang yang hingga saat ini masih gw perjuangkan. Hingga umur 25 ini masih banyak keraguan gw akan masa depan dan gw hanya bisa memaksakan untuk melangkah dengan iman.

Umur 0-25 (dan mungkin sampai beberapa tahun ke depan) merupakan masa menanam dlm hidup gw. Mungkin gw cukup terlambat untuk memulai dan hingga sekarang masih belum kelihatan hasilnya. Seperti membangun sebuah gedung tinggi, hidup gw sekarang masih mempersiapkan fondasinya. Saat semua orang seangkatan gw sudah mulai kelihatan bangunannya, gw masih memperkuat dasar gw. But, well, kita semua tau semakin tinggi bangunan itu maka semakin lama mempersiapkan dasarnya, jadi mungkin bangunan gw akan sangat tinggi jadinya ntar :p

Sebelum gw mengakhiri tulisan narsis ini gw mau mengucapkan terima kasih untuk semua orang yang menjadi bagian dlm hidup gw, yang sedikit banyak membentuk diri gw yang sekarang ini. Untuk orang tua gw yang gak kenal lelah membesarkan gw. Memenuhi semua kebutuhan gw. Keluarga gw yang menjadi orang terdekat dan membentuk hampir semua karakter gw di awal hidup gw. Teman-teman sekolah dari TK dan teman-teman PEU. Guru-guru, baik yang resmi maupun secara langsung maupun gk langsung mengajarkan gw banyak hal dalam hidup. Teman-teman pelayanan gw yang sangat membantu gw dalam pembentukan karakter gw. Segala pihak yang gk bisa disebutkan satu persatu (udah kayak kata sambutan ketua panitia...) dan yang paling penting gw sisakan di belakang yaitu Tuhan yang gw imani, yang gw percaya selalu mendampingi hidup gw. Yang membimbing gw sepanjang jalan, menemani di saat-saat gelap hidup gw. Bersukacita di saat-saat bahagia bersama gw. Guru besar dan mentor utama gw.

Thank you dan semoga ttp sabar gw ganggu lagi untuk bertahun-tahun ke depan karena gw akan hidup panjang HAHAHAHA

God Bless!

Wednesday, February 12, 2014

Manusia....

Manusia adalah makhluk yg aneh. Kita sulit lepas dr hal yang sudah biasa dilakukan, bahkan walaupun kita tau hal itu salah.

Smua orang modern (yg bukan angkatan babe gue) pasti tau kalo pendidikan di sekolah indonesia itu gk baik. Nilai bukan segalanya. Bahwa masih banyak skill lain yg berguna selain matematika fisika biologi.

Tapi anak kecil jaman sekarang masih tetep dipaksa dapet nilai bagus. Disuruh les ini itu biar jd juara kelas. Dianggep bego kalo nilai sekolahnya jelek.

Soal pacar"an juga sama.

Cowo-cowo. Biarpun smua udah tau kalo cowo itu gampang naksir cewe, dan penting utk kenal cewe lebih dalam sblm memutuskan buat pdkt, tp tetep aja cowo" bakal langsung pasang mode hunting tiap ketemu cewe cakep. Pdkt, jadian, baru sadar kalo gk cocok, baru sadar sifat aslinya cewe itu, ribut, putus.

Cewe-cewe. Smua jg tau kalo cowo" lg ada maunya pasti smua bae. Cowo jd lebih bae daripada malaikat pelindung kalo lagi dalam mode hunting. Tapi tetep aja cewe" bakal kleper" pas dibaein trus langsung cinta mati. Pas udah jadian, cowonya udah gk di mode hunting, sifat aslinya keluar, cewe kecewa katanya dia berubah, ribut, putus. Trus nyalahin cowo. Katanya semua sama aja.

Yah...itulah manusia

Monday, February 3, 2014

When God said: "Wait"

Kata orang, Tuhan menjawab doa dengan 3 jawaban: Yes, No, and Wait.

Itu tidak sepenuhnya salah, hanya kurang dijelaskan soal "wait"

Saat Tuhan berkata tunggu, Dia tidak menunggu saat yang tepat. Tuhan selalu tidak sabar untuk memberikan pada kita apa yang kita butuhkan. Tapi Tuhan menunggu saat kita sudah siap menerima berkat itu.

Dalam setiap hal, kita bisa melihat itu sebagai berkat maupun sebagai masalah. Sama halnya dengan jawaban atas doa. Tuhan kadang terpaksa menunggu untuk memberikan pengabulan doa kita karena Dia tau kita belum siap menerimanya yang pada akhirnya hanya akan menjadi masalah.

Sebagai contoh, bila seseorang berdoa minta jodoh tapi orang itu masih bermasalah dengan dirinya sendiri. Misalnya dia masih egois, insecure, dan posesif. Orang sebaik apa pun yang akan Tuhan berikan pasti tidak membuat hubungan tersebut berjalan lancar. Malah mungkin dia melewatkan orang yang tepat untuk hidupnya simply karena kekurangan karakternya untuk membina suatu relasi yang pada akhirnya malah membuat dia semakin jatuh.

Karena itu: "wait" bukan berarti kita harus menunggu, tapi Tuhan yang sedang menunggu kita siap untuk menerima berkat tersebut. Tuhan tidak bermasalah untuk mencurahkan berkat sebanyak mungkin untuk kita. Dia bahkan sangat senang untuk memberkati kita. Hanya saja Dia menunggu kapasitas karakter kita hingga tepat. Bayangkan bila kapasitas karakter kita hanya sebuah mangkok kecil dan saat Tuhan memberikan hujan berkat, kita hanya akan menerima sedikit dari kemurahan Tuhan dan malah akan kebanjiran karena air itu tidak dapat tertampung sehingga menjadi bencana.

Yohanes 15:7 "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya"

Tuhan menunggu kita untuk hidup dalam firman-Nya. Jangan membuat Tuhan menunggu lebih lama!


Wednesday, January 1, 2014

Resolusi 2014.....Bikin resolusi lagi???

Kurang lebih dari 2 tahun lalu gw pny resolusi untuk belajar nyetir.

Target itu tercapai akhirnya tahun lalu. Sekarang gw cukup lancar nyetir.

Kenapa butuh waktu lama "hanya" untuk belajar nyetir? Mungkin jawaban ini yang menjadi alasan banyak orang sudah gak percaya lagi dan sanksi sama yang namanya resolusi awal tahun.

Mau kurus?
Mau rajin olah raga?
Mau dapet pacar?
Mau ini dan itu?




Sebelum lanjut, gw mencoba memahami mengapa awal tahun dikaitkan dengan resolusi. Dengan perubahan.

Orang mengaitkan tahun baru dengan lembar baru. Padahal sih sama aja. hari ini sama seperti hari rabu minggu lalu. Kecuali karena Rabu minggu lalu gak libur :D

Menurut gw, semua itu karena kita pandangan umum. Kita memulai di tahun yang baru setelah 365 hari di tahun yang lalu dan sekarang kita mulai dari 1 lagi. 

Sebuah lembar baru siap untuk ditulis ulang. Melupakan yang sudah lewat di tahun sebelumnya. Konsep itu sudah tertanam matang dlm alam bawah sadar kita, sehingga setiap awal tahun kita merasakan energi berbeda, harapan baru untuk memulai dari awal untuk hidup yang lebih baik.


Gw juga merasakan hal ini. Bahkan untuk gw sendiri, awal baru bisa gw rasakan minimal 2x dalam setahun. Pertama adalah tahun baru tentunya. Yang kedua adalah saat gw ulang tahun. Dan yang lain dan jumlahnya gak pasti adalah saat gw selesai pengakuan dosa.

Keluar dari ruang pengakuan, gw merasa bersih lagi dan siap melindungi kesucian itu supaya gak tercemari dosa. Beda kalo selama berbulan-bulan gw sudah dikotori dosa, rasanya yaudahlah nambah 1 ato 2 dosa lagi gak masalah.




Nah kembali soal resolusi. Menurut gw sangat baik kita memanfaatkan euforia tahun baru ini untuk menyusun kembali kepingan diri kita yang sudah berantakan karena kesibukan dan rencana-rencana yang berantakan selama 365 hari kita hidup kemarin. Menyusun kembali rencana hidup kita, menentukan lagi prioritas penting yang mau kita jaga selama 365 hari ke depan.

Tapi ada suatu fenomena baru yang mengancam semangat ini. 

Kebanyakan setelah bertahun-tahun-tahun-tahun kita memulai tahun yang baru, dengan resolusi yang baru, kebanyakan tekad itu hilang hanya dalam waktu beberapa hari setelah tahun baru. Semangat baru ini tidak bertahan lama. Besok, saat memulai lagi aktifitas seperti biasa, kita kembali tenggelam dalam cycle kehidupan yang monoton dan menjemukan.

Untuk yang meluangkan waktu membuat dan menuliskan resolusi pun terkadang dengan cepat akan terlupakan, apalagi yang hanya ditulis di dalam hati.

Semua kegagalan dalam menjalankan resolusi selama bertahun-tahun bisa membuat semangat tahun baru menghilang. "Ngapain buat resolusi. Ntar juga gak ada yang tercapai."

Menurut gw hal itu berbahaya. Sangat berbahaya. Kenapa? Karena perubahan itu sulit dilakukan. Butuh sebuah 'sentilan' untuk membuat kita tersadar dan menjalani hidup dengan berbeda.

'Sentilan' ini biasanya hal yang gak enak. Kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yang disayangi, penyakit berat, dll. Hal-hal semacam ini bisa membuat perubahan drastis dalam diri seseorang, baik ke arah yang positif, maupun negatif.

Tapi gak mau donk berubah karena masalah???
Makanya momen seperti ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin karena sulit bila suatu hari kita terbangun di hari yang biasa dan semua biasa lalu tiba-tiba kita bilang "mulai sekarang gw akan jadi orang yang lebih baik" dan seketika kita menjadi completely different person. Hal seperti itu mungkin....tapi sulit.



Kegagalan yang berulang-ulang bisa membuat kepercayaan diri seseorang hilang dan membuat orang itu jadi semakin negatif dan pesimis. Target dan resolusi yang tidak tercapai bila dilakukan berulang-ulang dan bertahun-tahun akan membuat kita menjadi pesimis dan kehilangan keajaiban tahun baru, keajaiban untuk berubah, keajaiban untuk memulai dari awal.

Karena itu penting untuk membuat resolusi yang masuk mungkin dipenuhi. Gak perlu terlalu besar, terutama bila kita sudah terlalu banyak gagal. Keberhasilan yang kecil namun banyak dapat membangun lagi kepercayaan diri. Target untuk setahun boleh dibuat, tapi jangan lupakan target jangka pendek, misalnya dalam 1 bulan ini.

Bisa juga buat target 1 tahun, dan dibuat detail langkah-langkah kecil untuk mencapai target besar itu jadi target jangka panjang itu gak lagi jadi impian belaka, namun menjadi mungkin terwujud.


And lastly, soal target dan resolusi dan target. Kadang target yang kita buat gak tercapai karena kemungkinan kita gak tau kenapa kita membuat target itu.

Orang yang agak gemuk kebanyakan akan membuat target supaya kurus. Tapi sebenernya dia gak tau kenapa dia harus kurus. Cuma kata kebanyakan orang, kurus lebih cakep jadi harus kurus. Dalam hatinya sendiri dia gak merasa kurus itu penting.

Atau contoh gw sendiri. Gw buat target untuk belajar nyetir karena sudah umur segini, cowo pula masa gak bisa nyetir. Tapi gw merasa gw gak butuh bisa nyetir. Toh enakan pake motor di jakarta. Kalo bisa nyetir juga gw gak akan sering-sering nyetir.

Sebelum kita menemukan alasan yang kuat utk melakukan sesuatu, kemungkinan untuk gagalnya besar. Karena itu buatlah target dan resolusi yang benar-benar dari hati. Sesuatu yang kita merasa kita butuh lakukan supaya kita jadi orang yang lebih baik.

Semoga tahun 2014 menjadi tahun yang luar biasa untuk kita semua