Sunday, June 23, 2013
Jalan menuju kedewasaan Part I
Sunday, June 16, 2013
Cinta? Cuih!
Di dunia ini ada 2 hal yang gw benci: pertama adalah orang" yang gk tertib. Yang kedua adalah orang" yang salah mengartikan cinta dan suka, dan setiap saat ngetweet ato ngeretweet quote sampah yang menyesatkan arti cinta sejati.
Gw ngomong begini bukan berarti gw ahli soal cinta sejati, cuma gw punya guru yang ahli soal cinta. Namanya Yesus
Dan saat ini gw mendengar cemoohan pembaca dalam hati: "wooo klise. Sok-sokan bawa" Tuhan. Gak ada hubungannya Tuhan sama cinta cewe dan cowo. Sok suci lu ah woooo"
Well, gpp sih gw gk peduli hujatan orang" yang berpikira dangkal nyehehehe~
Kali ini gw gk mau ngajarin soal cinta. Gw cm mau menghina-hina pandangan orang, dan kali ini gw mau menghina soal pacaran
Pacaran itu sama sekali bukan lambang cinta. Why? Karena tujuan pacaran adalah u mau memonopoli seseorang untuk kebahagiaan u sendiri. Sedangkan cinta adalah memberi, bukan mengambil.
Gak ada orang yang mikir ini sebelum pdkt ato nembak: "ah gw cinta banget sama dia. Gw mau memberi diri gw seutuhnya buat dia makanya gw harus jadi pacarnya"
Gak nyambung! Kalo u mau memberi diri u utk org lain gak harus nunggu org lain jd pacar u dulu kayak lagu smash "you heart me girl, I heart you back"
Pada kesempatan ini ijinkan gw menghancurkan image pacaran dgn menganalogikan pacaran sebagai sebuah perdagangan, dan yang didagangkan adalah diri.
Jadi saat ada seorang cowo yang mau nembak cewe
Cowo: "hei, lu barang bagus. Gw mau u jadi punya gw. Tawaran gw adalah diri gw."
Dan cewe akan mikir kontrak dagang ini menguntungkan gak. Kalo si cewe ngerasa tuh cowo gak sebanding sama dia maka dia akan nolak daripada rugi.
Kalo cewe itu setuju sama penawaran itu maka tercipta suatu pasangan baru.
Lalu saat pacaran terjadilah permintaan dari kedua belah pihak. Misalnya permintaan cewe adalah dia mau tuh cowo nganter dia kmn". Kalo sk cowo keberatan maka akan terjadi negosiasi. Kall nego gagal maka akan terjadi pertengkaran yang bisa berakibat putus.
Begitu pula sebaliknya, akan ada ya g dituntut. Yang disebut pacaran yang langgeng adalah saat terjadi kesepakatan permintaan dari kedua belah pihak.
Wah so romantic~
Gw bukan gk suka sama pacaran. Gw hanya benci kalo orang salah mengartikan pacaran dan cinta.
Ah mumpung lagi ngomongin untung rugi, gw akan membagj sedikit ilmu.
Beberapa hari yang lalu gw ngetweet "kalo lagi pacaran, manfaatkan pacar anda semaksimal mungkin"
Maksud gw adalah keluarkan semua permintaan anda karena itu adalah hal penting. U punya harapan dan keinginan dari pasangan yang tentu u mau akan selamanya sampe merid. Karena itu perlu u tunjukkan harapan dan permintaan u daripada sok malu-malu di awal trus bilangnya "gw cuma butuh cinta kamu say (pret. Makan tuh cinta)
Dalam mencari pacar sangat penting untuk membuat daftar apa yang u cari dari lawan jenis. Ada daftar yang bisa dinegosiasikan, ada yang gak bisa.
Contoh yang bisa: gw mau pacar gw bisa nyanyi.
Contoh yang gak bisa dinego: gw gk mau pacar gw pengedar narkoba
Hal negatif dari pacaran yang mengatasnamakan cinta adalah orang-orang punya mindset bahwa pacaran harus langgeng. Kalo gw udah pacaran sama dia, gw harus cinta dan menerima dia apa adanya (pret~)
Mindset semacam itu berakibat bahwa semua permintaan u akan bisa dinegosiasikan, bahkan yang seharusnya masuk daftar non negotiable
Misalnya setelah pacaran baru tau kalo pacarnya pemakai narkoba. Akhirnya dia berpikir, pasti Tuhan mau gw mengubah dia.
Pret~ itu alarm dari Tuhan utk cepet-cepet kabur. Ah tapi kalo gw putusin sekarang artinya gw cuma mau sama dia di saat yang baik....(ini tipe orang yang gw benci)
Dan yang lebih parah daripada menegosiasikan apa yang harusnya non negotiable adalah kalo lu sama sekali gak tau apa yang penting dan apa yang u cari. Siapa aja boleh yang penting dia mau sama gw (pfffttt~)
Pada saat itu biasanya akan ada hal penting yang terlewat, misalnya adalah penting utk punya pasangan yang taat beragama kalo lu jg taat beragama.
Terutama untuk cewe karena menurut alkitab, cowo adalah kepala jemaat. Karena itu penting untuk cowo membimbing keluarga utk dekat sama Tuhan. Kalo peran itu gk dijalankan, keluarga gk akan kuat di jalan agama.
Gk suka gw bawa" agama? Okelah. Cowo itu wajib bisa menafkahi keluarga, karena itu penting cari cowo yang mapan, ato kelihatan punya daya juang tinggi, rajin, pekerja keras dll. Tapi biasa karena cinta akhirnya hal itu di negosiasi apalagi kalo udah pacaran dari jaman seko.ah ato kuliah, pas udah masuk dunia kerja cowonya males kerja. Pindah" kerja terus. Ato gk maj berkembang. Tapi berhubung udah lama pacaran yaudahlah. Makan cinta jg kenyang koq
Kesimpulannya adalah jangan bicara cinta kalo lu gak tau cinta. Cinta itu adalah memberi, bukan menuntut. Cinta itu bebas, bukan mengekang. Cinta tidak cemburu. Cinta itu keputusan, bukan kebetulan.
Kesimpulan kedua, pacar bukan bentuk cinta. Kalo cinta langsung aja kawinin trus gk boleh cerai. Biar mampus kalo nyari pasangan asal-asalan trus pas merid terikat sama pasangan pembawa petaka seumur idup dan tiap hari cuma makan cinta. Fufufu~
Friday, June 14, 2013
Agama dan Pelarian
'guru' spiritual gw, Anthony De Mello, dalam bukunya pernah menulis kira-kira begini "agama memberikan orang sebuah pelarian dari pencarian diri"
gw bukan pakar spiritual, tapi yang gw mengerti adalah tujuan dari spiritual adalah mencapai kesadaran yang tak kunjung henti. Bingung? Maksudnya adalah setiap gerakan yang kita lakukan harus dilakukan dengan sadar. Contoh ekstrimnya adalah gini, kalo lu masuk rumah dan ngelepasin sepatu, u harus inget tadi u ngelepas sepatu kiri atau kanan dulu. Bingung? hahaha
Dengan digabungkan dengan ajaran dari 'guru' gw yang lain, gw menarik kesimpulan bahwa kesadaran tak kunjung henti berarti kita menyadari apa yang sedang terjadi dalam diri kita, dalam pikiran kita, dalam emosi, dan yang paling penting dalam KETIDAK SADARAN KITA, yaitu alam bawah sadar.
Banyak teori mengatakan setiap hari kita sebenarnya dikendalikan oleh alam bawah sadar. Ada yang bilang alam bawah sadar mengendalikan 90% dari hidup kita, ada yang bilang 95%, ada yang 70-80an. Intinya adalah sebagian besar dari kita bergerak bukan karena pikiran kita, tapi dari apa yang gak kita pikir alias kita hidup tapi sebenernya ada "hal lain" yang menggerakkan kita. Kira-kira kayak maenan the sims lah. Si sims itu seakan hidup tapi sebenernya kita yang kasih kontrol.
Bahkan Anthony De Mello juga bilang sebagian besar manusia (dan sangat besar) hidup di dunia dari lahir sampe mati tak sekalipun pernah 'terbangun dari tidur'. Mungkin maksudnya karena selama hidup, mereka bergerak kayak robot. Mungkin loh soalnya seperti yang gw bilang dunia spiritual itu penuh misteri.
Trus apa hubungannya sama statement gw di awal bahwa agama menjadi pelarian dari pencarian diri?
Maksud gw adalah dengan kita berusaha mengikuti ajaran agama, apa yang baik dan apa yang benar, kita jadi tidak perlu memahami diri kita sendiri. Hanya perlu 'mengimitasi' sosok Yesus.
Apa itu salah? Menurut gw itu gak salah tapi itu gak akan berhasil karena "apa yang kita sadari dapat kita ubah, apa yang tidak kita sadari gak dapat kita ubah"
Sebelum kita berlanjut, gw mau cerita sedikit tentang pengalaman gw. sedikit koq XD
Sejak kecil gw sudah aktif di gereja. Sejak kecil gw sudah dengan kesadaran sendiri belajar alkitab. Tanpa dorongan orang, gw datang ke persektuan doa cuma karena gw tertarik dengan pengajaran alkitab. yeah gw sudah aneh sejak kecil....
Agama memberikan kita suatu 'standar' orang suci, dan sebagai orang yang mendedikasikan hidup gw untuk agama, gw berusaha mengikuti standar itu. Untuk beberapa saat, semua berjalan dengan baik. Gw merasa sebagai orang suci. Tapi gak berjalan lama. Gw kembali jatuh dalam dosa lama, emosi-emosi lama, dan selalu berulang dan berulang. Dan yang gw pahami adalah, gw kurang cukup suci. Gw kurang cukup berdoa. Gw kurang cukup baca firman. Gw berdosa.
Singkat cerita gw baru menyadarinya sekarang bahwa cara seperti itu salah karena dengan cara itu, gw gak menyadari sumber masalahnya sehingga gw gak menemukan solusi yang tepat.
Setiap dari kita punya 'trojan horse' dalam diri kita yang membuat kita selalu jatuh dan sulit untuk berubah menjadi lebih baik. Kita harus pertama-tama menemukan masalah itu.
Biasanya gw menjelaskan perumpamaan ini ke orang, misalnya ada 2 orang. si Amin dan si Budi. Kalo gw menghina si Amin dengan hinaan "babi lu min", si amin dengan cool menjawab "mana ada babi ganteng kayak gw"
Tapi trus gw menghina si Budi sama seperti si amin "Babi lu bud", seketika kepalan mendarat di perut gw dan u bisa melihat si Budi mukanya memerah karena emosi.
Apa yang membedakan si Amin dan si Budi? Si Budi memiliki 'sesuatu' dalam dirinya, dalam alam bawah sadarnya, yang bereaksi terhadap hinaan 'babi lu', sedangkan Amin gak ada 'sesuatu' yang bereaksi terhadap itu.
Sesuatu itulah yang pertama-tama harus ditemukan sehingga Budi baru bisa menemukan solusi untuk menyembuhkan masalah emosinya. Tapi misalnya Budi juga seperti gw yang memiliki panutan standar orang suci seperti gw, Budi akan 'membunuh' dirinya sendiri dan mengubur 'sesuatu' itu dalam-dalam. Dan semakin dalam dia dikubur, semakin dia mengontrol diri Budi. Semakin dia menggerogoti diri Budi.
Kebanyakan dari kita akan hopeless ketika berusaha untuk berubah dan tidak berhasil. Permasalahannya mungkin karena kita merasa masalah itu berasal dari luar diri kita sehingga hal itu diluar kendali kita. Tapi saat kita sadar kalau masalah itu berasal dari dalam diri, maka hal itu bisa diubah. Seperti kata orang bijak "kita gak bisa merubah orang lain, yang bisa kita ubah adalah diri kita sendiri"
Biar gimana pun gw setuju kalo kita semakin hari harus semakin menyerupai Kristus, tapi bukan dengan lari dari pencarian diri kita, tapi dengan memahami diri kita lebih baik lagi, menerima semua hal positif dan negatif yang ada sebagai bagian dari diri kita, dan maju ke arah yang lebih baik.
Mungkin ada yang mau menyangkal dengan tanggapan "tapi kan di alkitab diajarkan kita harus menyangkal diri"
ini jawaban gw: menyangkal diri bukan membunuh 'diri'. Menyangkal diri adalah dengan pertama-tama kita harus tau 'diri' kita sendiri, kemudian menyangkal bila hal itu negatif. Misalnya contoh gw sendiri
gw sadar sekarang kalo gw sudah mulai ngantuk, mood gw bisa jelek. Sering kali saat gw ngantuk, gw akan nyari masalah sama orang-orang. Tapi dulu gw gak tau kalo itu terjadi kalo gw ngantuk aja. Gw cuma tau kalo gw lagi bete, dan saat bete, gw cenderung merusak sesuatu, biasanya relasi gw rusak. asik kan. hoho
Sejak gw menyadari diri gw sendiri, yaitu kalo gw ngantuk bisa bete, gw bisa 'berhenti' sejenak saat gw merasa mood gw sedang rusak karena gw ngantuk dan gw mau menghancurkan sesuatu dan gw menyangkal diri gw dengan berkata pada diri sendiri "not cool man, cuma gara-gara ngantuk u lepas kendali dan nyari ribut sana sini"
Gw akan menutup Post ini dengan sebuah cerita dari guru spiritual gw
Guru
"Di manakah saya akan menemukan Guru yang pantas, jika saya kembali ke negara saya?"
"Tak sedetik pun lewat tanpa kehadirannya."
Murid itu bingung.
"Kamu hanya perlu mengamati bagaimana dirimu bereaksi terhadap segala sesuatu - burung, daun, air mata, senyuman - maka kamu membuat segala sesuatu menjadi Gurumu."
enjoy~
Tuesday, June 11, 2013
Kenapa jangan nyari pasangan pake hati?
penampakan:
Jangan terpaku dengan "tipe Anda", karena "tipe Anda" umumnya berasal dari kelemahan Anda - bukan dari kekuatan anda.
Biar saya jelaskan.
Kadang "tipe" anda sebenarnya adalah "homing instinct" (naluri untuk merasa seperti di rumah) yang mendobrak masuk. Artinya, Anda sedang mencoba menciptakan rumah masa kecil anda, sekalipun jika "rumah" adalah sesuatu yang menjadi masalah atau menyakitkan bagi anda.
Sebagai contoh, Chitta yang cantik dan berkulit gelap adalah seorang anak perempuan dari seorang peminum. Ayahnya selalu mabuk berat dari subuh hingga petang, biasanya di kedai tetangga.
Itulah sebabnya dalam kerumunan pria di sebuah ruangan, 'secara spontan', Chitta akan jatuh cinta pada seorang peminum. Anda tidak perlu memberi mereka tes untuk mengukur kadar alkohol yang mereka minum. Tanya saja Chitta siapa yang ia sukai dalam ruangan itu dan bingo! - Anda akan tahu pasti siapa yang peminum di antara kerumunan itu.
Benar, kedengarannya menyedihkan. Baru-baru ini seseorang menjelaskan kepada Chitta gejala homing instinct ini, sehingga dia mengerti. Dia tidak lagi terburu-buru berlari kepada seorang pria saat ia merasa jatuh cinta.
Ketika anda adalah seorang penyelamat seperti CHitta, anda akan tertarik pada pria yang mempunyai masalah-masalah besar, mengambil tanggung jawab mereka untuk mengubah hidup mereka. Keluarlah dari pola codependent (kebutuhan untuk merasa dibutuhkan oleh orang lain) anda.
Contoh lain?
- Jika anda pernah sangat terluka oleh orang tua dan anda belum mengampuni atau melepaskan luka itu, adna dapat tertarik pada orang seperti orang tua itu dengan kelemahan yang sama, dalam alam bawah sadar untuk menyembuhkan bagian hidup anda tersebut.
- jika anda belum menerima "bagian buruk" dalam diri anda, karena anda selalu ditekan untuk menjadi "baik dalam semua hal", anda mungkin akan tertarik pada "pria nakal" untuk menunjukkan keburukan anda. Jika anda sudah menerima bahwa ada keburukan dalam diri anda juga, dan anda sudah mengampuni, anda tidak akan merasa membutuhkan seorang "pria nakal".
- Jika anda tidak bisa bertentangan dengan orang lain, anda akan tertarik pada seseorang yang tidak suka ditentang. Hal itu terjadi seperti keajaiban. Anda akan tertarik dan menarik bagi pria egois yang mungkin menyembunyikan masalah-masalah besar dalam hidup mereka.
- Jika anda menyimpan rasa bersalah yang belum Anda lepaskan, Anda akan tertarik pada pria yang menyalahkan anda dan membuat anda merasa bersalah. Lakukan sesuatu terhadap rasa bersalah anda, lepaskan, sembuhkan - sehingga anda tidak perlu mencari perasaan bersalah yang baru.
Btw bukunya bagus. Beli ajah klo tertarik lebih jauh.
Mangkuk Si Pengemis
Saturday, June 8, 2013
Mari Bergagal-gagal Ria~ Yey~!
Monday, June 3, 2013
Mendengarkan suara Tuhan......versi gue!
Gw mau bilang kalo kalian salah. Gw tetap mencari Tuhan. Gw tetap percaya pada Tuhan. Tapi dengan cara yang berbeda.
Seperti di post sebelumnya gw bilang kalo 'mendengar suara Tuhan' itu abstrak. Memang betul hal itu gak bisa dijelaskan. Harus dirasakan sendiri. Tapi gw akan mencoba menjelaskan apa arti mendengarkan suara Tuhan buat gw.
Hidup di jalan Tuhan pasti menjadi dambaan semua orang. Tuhan memimpin setiap langkah dan keputusan kita sudah pasti enak. Kita gak perlu lagi takut salah. Wong Tuhan yang pilihin koq jadi gak mungkin salah. Pasti jalannya bebas masalah.
Tapi gw percaya kalo itu gak mungkin karena Tuhan memberi kita kehendak bebas untuk memilih dan menentukan jalan hidup kita sendiri. Buat apa Dia memberi anugrah yang membedakan kita dari makhluk hidup lain tapi Dia berharap kita menyerahkan anugrah itu dan nurut aja kehendak-nya?
Kebanyakan orang salah mengartikan kehendak Tuhan. Seakan kehendak Tuhan itu bagaikan sebuah jalan sempit yang dikelilingi jurang tanpa ada pagar pengaman. Salah sedikit dan kita jatuh. Jalan di jalan-Nya maka kita gk akan kenapa-kenapa. Kenyataannya jika gw melihat ke belakang, gw mendapati justru gw lebih banyak diberkati saat gw jatuh dan banyak masalah. Gw yakin semua orang juga begitu, kecuali orang yang kerjanya ngeluh sampe masalah lewat, bukannya mencari jalan untuk mengatasi masalah.
Karena itu, kalo masalah merupakan berkat tersembunyi dari Tuhan, artinya pada saat kita akan melangkah dan memilih jalan kita, kita gak usah takut memilih dan takut salah pilih sehingga kita masuk dalam masalah karena itu adalah berkat.
Tapi bukan berarti kita boleh seenaknya. Dalam mengambil keputusan, selalu ambil keputusan yang sudah pasti gak bertentangan dengan dosa. Jangan terus misalnya jatoh ke dalam freesex trus jebol di luar nikah, kita bilang itu adalah jalan Tuhan karena kena masalah. Emang sih Tuhan adalah ahli dalam memanfaatkan apa pun untuk kebaikan, dan gw percaya semua korban jebol itu bisa mendapatkan banyak pelajaran berharga, tapi itu sudah jelas bukan jalan Tuhan karena Tuhan dengan jelas menentang itu. Malah ada ayatnya "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri" Yak 1:14
Yap, terkadang kita susah karena keinginan kita sendiri. Sebagai contoh, kita mau jadian sama cewe yang jelas-jelas gak tertarik dan gak cocok sama kita cuma karena cewe itu cakep dan akhirnya kita jatuh dalam kegalauan.
Keinginan emang gak sepenuhnya jelek. Kadang kita harus mengikuti keinginan kita dan melakukan sesuatu yang nekad sesekali, tapi selalu perhitungkan efek setelahnya. Kalo siap silakan nekad (sebaiknya sih jangan karena gak smua menyukai tantangan seperti gw XD).
Dan separah apa pun masalah yang kita hadapi karena keinginan kita sendiri. Sedalam apa pun kita terjatuh karena melanggar sesuatu yang udah jelas-jelas jangan dilanggar, Tuhan bisa membangun karya yang luar biasa selama kita berserah kepada-Nya. Berserah bukan berarti balik lagi berdoa minta Tuhan kasi jalan, tapi kembali melakukan hal yang benar karena kebanyakan dari kita akan menyelesaikan suatu kesalahan dengan kembali melakukan banyak kesalahan.
contoh: kalo kena freesex trus kena jebol sebelum nikah(salah), cara paling instant udah pasti aborsi (salah lagi), dan abis itu depresi dan akhirnya terjerat alkohol untuk menutupi rasa depresi (salah salah dan salah).
Tapi kalo misalnya udah kena jebol sebelum nikah disingkapi dengan benar, mohon pegampunan Tuhan, mulai bertanggung jawab atas kesalahan sendiri, mulai berkonsultasi pada para ahli, mengampuni diri sendiri, dan mulai fokus bagaimana membesarkan anak itu sehingga dia gak jadi korban ketidaksiapan orang tua, maka masalah itu bisa jadi berkat. Mungkin akan banyak anak muda yang bertobat saat si penjebol itu memberi kesaksian. Tapi, hey, silakan aja kalo ada yang mau melalui jalan itu. Gw sih ogah XD
Jadi sejak gw tau kalo masalah merupakan berkat yang tersembunyi dari Tuhan, gw lebih berani dalam mengambil keputusan sendiri yang menempatkan gw dalam masalah, selama masalah itu membuat gw lebih baik. Contohnya adalah pada saat pertama gw mau mengambil cicilan kamera perbulan 1,8jt selama setahun, gw takut kalo-kalo gw jadi gak bisa bayar. Mungkinkah ini jalan Tuhan? Gw berdoa dan berdoa tapi gak ada suara dari surga. Akhirnya gw coba menghitung-hitung apakah gw mampu membayar, dan menurut rencana terbaik gw harusnya bisa bayar.
Tapi setelah gw ambil, banyak hal yang mengganggu perhitungan baik itu, tapi toh gw masih bisa membayar dengan lancar. Bahkan setelah itu gw nekat ambil cicilan lagi untuk laptop sebesar 1,1jt perbulan selama 6 bulan. Kenapa gw nekad? Karena semua yang gw beli itu menunjang gw untuk bekerja. Malah rencananya ini mau ambil lensa yang 10jutaan lagi nih..... :|
Tau gak istilah lain dari mengambil keputusan yang bisa mengakibatkan masalah yang membangun?
KELUAR DARI ZONA NYAMAN
Kebanyakan orang maunya hidup nyaman-nyaman aja. Gitu-gitu aja. Gak usahlah melawan arus. Hidup cuma sekali, nikmatin aja. Makanya banyak yang mengagung-agungkan kepercayaan "Yesus adalah driver dalam hidup kita" karena merek malas mengambil keputusan, dan berharap kalo Yesus yang nyetirin maka mereka akan bebas dari masalah karena kalo disetirin Tuhan pasti gak akan salah donk. Enaknya hidup gak pernah salah. SALAH. Malah gw membayangkan kalo Yesus disuruh jadi supir, pasti dibawa nyasar dulu ato dibawa ke tempat yang super jelek supaya kita gk enak-enakan tidur di kursi penumpang.
Jadi, ya gw selalu berserah pada Tuhan dan mengikuti kehendak-Nya yaitu supaya gw bertumbuh dalam potensi gw. Dan satu hal yang bisa gw pastikan yaitu kehendak Tuhan sudah pasti supaya kita keluar dari zona nyaman kita. Zona nyaman sudah pasti bukan kehendak Tuhan. Buktinya banyak di alkitab tokoh-tokoh besar yang 'dipaksa' Tuhan untuk keluar dari zona nyaman. Contoh paling jelas adalah Yesus sendiri yang keluar dari zona paling nyaman yaitu surga, untuk masuk ke zona paling gak nyaman yaitu dunia.
Jadi mendengarkan suara Tuhan yang sudah jelas buat gw adalah hidup di luar zona nyaman.
Berserah pada Tuhan artinya berusaha semaksimal yang gw bisa menghadapi zona keberanian yang penuh tantangan, membiarkan keajaiban-keajaiban Tuhan membantu perjuangan gw, dan bersyukur atas keajaiban-keajaiban tersebut.
Dan kalau pun saat ini pendapat gw salah, gw sudah sesat, bukan ini kehendak Tuhan, gw percaya Tuhan akan bawa gw kembali ke jalan yang benar sehingga gw bisa membantu orang-orang yang juga pernah melewati jalan gw saat ini. Sejujurnya gw sudah beberapa kali sesat dan diarahkan oleh-Nya. Gw gak takut salah karena gw punya tujuan yang baik yaitu mencari kebenaran, yang artinya jalan gw penuh tipu muslihat dan kebenaran palsu. Tapi asal gw mencari, gw akan mendapatkan. Kalo kalian gak pernah mencari dan merasa saat ini sudah benar dan fine-fine aja, semoga aja emang sudah benar XD
Satu lagi, Tuhan lebih menghargai proses daripada hasil. Jadi Tuhan lebih menghargai perjuangan daripada apakah itu akan berhasil atau gak. Dan Dia gak akan menghukum kita kalaupun hasilnya jelek, selama tujuan kita baik.
Sunday, June 2, 2013
spoiler alert: isi post ini Katolik banget
Yap, agama Katolik merupakan agama yang penuh lambang-lambang dan simbol-simbol keagamaan. Sejak kecil ada fenomena aneh yang gw rasakan dalam agama Katolik. Fenomena itu adalah seakan ada hukum tak tertulis yang mengatakan untuk "gak usah banyak tanya. Lakukan aja yang disuruh"
Maksudnya adalah segala bentuk ibadah, simbol-simbol, dan tata cara yang sudah turun temurun diajarkan dan dilakukan dalam agama Katolik adalah untuk dilakukan gak usah tanya buat apa. Tentu saja itu gk benar tapi itu yang gw rasakan.
Terlepas dari hal itu benar ato gak, gw bisa melihat ada 2 jenis orang Katolik. Yang pertama adalah yang taat sampe kelewat taat menjalankan segala ritual tanpa banyak nanya. Dalam pikiran mereka ini adalah cara yang benar. Melanggar artinya dosa.
Hal ini terlihat dari orang-orang yang punya paham antara lain:
- Rosario adalah benda suci. Pake itu supaya gak diganggu setan
- Dalam gereja adalah tempat suci. Jangan makan dan minum dalam gereja. Itu gak sopan. Tuhan gak suka kalo manusia makan di depan-Nya
- Alkitab itu buku suci. Kalo jatoh kita bakal berdosa
- dsb
It's all about the money money money~
Gw punya pengakuan. Gw merasa gw agak aneh.
Anehnha kenapa? Karena, gk seperti kebanyakan orang, gw gk suka sama duit.
Tapi bukan berarti gw gk butuh duit. Gw masih butuh banyak duit untuk melengkapi peralatan kamera. Gw masih butuh duit untuk beli handphone baru. Gw masih butuh duit untuk bertahan hidup.
Tapi duit gak pernah bisa jadi motivasi gw untuk berjuang.
Karakter ini terbentuk mungkin karena gw tumbuh dalam keluarga yang "berkecukupan" artinya cukup aja untuk hidup. Jadi gw tumbuh sebagai anak yang jauh dari keinginan hedon. Sampe sekarang aja buat gw makan di atas 30rb itu mahal dan gw akan merasa bersalah kalo ke mall makan yg di atas 30rb (sekarang udah lumayan. Bisa makan yang 40rban tanpa rasa bersalah XD)
Saat pertama gw kerja, gw punya gaji yang kecil dan gw merasa menderita, tapi saat gw gak kerja dan gw gak ada pemasukan, gw berasa bebas.
Sudah cukup aneh?
1 contoh lagi, kalo misalnya saat ini gw dapat 1 milyar, gw akan gk tau mau dipake buat apa. Gw akan berusaha mikir keras harus diapain duit itu dan gw akan pake untuk yang penting dulu: beli perlengkapan kamera untuk kerja, ganti handphone yang mulai sering mogok, dan..........apa lagi ya....hmm......
Ah, investasi aja mayan tuh gak usah kerja lagi seumur hidup hahaha
Kalo anda yg dapet 1 milyar pasti anda dgn mudah menikmati sampe habis, malah mungkin kurang.
Jalan-jalan ke luar negeri? Ah....merepotkan. malas.
Baju? Fashion? Gaya? Ah masih ada baju di lemari.
Makan yang enak-enak? Makan warteg juga enak koq.
Intinya, uang gak bisa jadi motivasi gw
Once upon a time, gw pernah berpikir serius untuk jadi pelayan full time. Alasannya gak suci, karena gw gak tertarik nyari duit, jadi mending pelayanan ajalah. Tapi karena 1 dan lain hal, gw gk melanjutkan jalur tersebut.
Dan suatu hari gw membaca bahwa tujuan hidup dari manusia adalah untuk mengetahu talenta yang telah Tuhan tanamkan pada kita saat kita dibentuk dan mengembangkannya karena setiap orang diciptakan dengan tujuan yang berbeda-beda.
Dimulailah perjalanan gw untuk mengidentifikasi apa yang menjadi talenta gw. Dan gw mencoba menetapkan tujuan yang tinggi untuk tiap bidang.
Untuk awalnya berjalan sangat baik. Gw merasa punya semangat dan harapan untuk hidup. Namun seiring berjalannya waktu, gak banyak hasil yang gw dapat sehingga gw mempertanyakan "bener gak sih ini bakat gw? Bener gk sih ini talenta gw?" (Tapi bukan ini tujuan tulisan gw)
Cukup sekian........kata pengantarnya #ea~
Yang mau gw ceritakan adalah, blm lama ini gw kehilangan tujuan hidup. Dan percaya gak percaya, gw merasa gk ada gunanya lagi hidup. Gak seru. Gak ada yang mau dicapai. Kalo gw membayangkan jadi apa 10 tahun lagi, gw hanya melihat layar hitam. Gk terlihat apa-apa.
Dan saat gw mulai bermimpi lagi, gw merasakan tenaga yang gak terbatas, seakan gw bisa melakukan apa pun. Harapan itu kembali dan gw merasa adanya gairah hidup kembali.
Seperti yang gw bilang di awal, gw aneh karena gak suka duit. Karena itu satu-satunya bensin gw adalah sebuah tujuan. Bukan sembarang tujuan. Tujuan yang jg merupakan passion gw. Gw pernah mencoba menetapkan tujuan yang sebenarnya gak gw inginkan, tapi akibatnya adalah tak ada motivasi untuk mengejarnya.
Gw sering melihat orang yang gak punya tujuan hidup. Orang yang gak talentanya. Orang yang "ngikut arus aja"
Orang kayak gitu biasanya kelihatan saat mau menentukan jurusan kuliah. Bingung mau ambil apa dan akhirnya ambil yang umum aja: mene, akun, bisnis, dll yang menawarkan jaminan gaji yang aman dan cukup besar. Tapi selama kuliah isinya keluhan dan merasa salah jurusan.
Atau orang yang terdampar di jurusan ipa yang merasa harus kuliah sesuai jurusan itu tapi akhirnya ngeluh di twitter setiap hari
Tapi, gk seperti gw yang aneh, kebanyakan gw melihat orang gak butuh passion dari talenta untuk motivasi
Motivasi cukup datang dari uang. Untuk kaya. Untuk beli rumah. Mobil. Jalan-jalan ke luar negeri. Shopping. Membangun keluarga.
Oh bahagianya kalo hidup gw bisa sesimpel itu. Jadi kaya mudah koq.
Tapi kadang gw bertanya apakah benar uang cukup untuk menjadi motivasi mereka?
Gw sungguh pengen banyak ngobrol sama orang-orang kayak gitu. Untuk mengerti apa yang sebenarnya mereka rasakan dengan hidup sesuai rutinitas normal
Pagi ke kantor sore pulang. Weekend buang" duit. Setaon sekali jalan-jalan ke luar kota atau luar negeri. Trus nyicil untuk merid.
Apakah mereka benar-benar puas akan hidup seperti itu? Karena buat gw itu gk berasa hidup.
Semoga gw punya kesempatan untuk mengetahuinya :3