Tuesday, August 20, 2013

mencari pengalaman?

Saat ini gw sedang tergabung sebagai anggota aktif sebuah koor gereja. Ada seorang bapak yang juga tergabung dan sepertinya sudah lama menjadi anggota. Ada satu hal menarik yang gw lihat dari om satu ini yang tidak pernah gw temukan di paduan suara gw yang dulu (yang lebih serius karena paduan suara kali ini lebih fokus ke pelayanan dalam gereja). Om satu ini setiap kali ada kesempatan pasti ikut latihan suara lain yang sedang berlatih. Om ini merupakan anggota suara BAS tapi juga ikut latihan suara tenor, bahkan suara perempuan yaitu alto dan sopran.

Kebanyakan anggota koor biasanya akan memanfaatkan waktu kosong sebaik mungkin untuk ngobrol ato maen hape saat pelatih sedang melatih bagian lain. Gw sendiri akan begitu, kecuali kalo emang bagian suara gw agak sulit dan gw belum lancar.

Dari kejadian sederhana tersebut gw mendapatkan contoh nyata seseorang yang mau belajar dan mencari pengalaman.


Dari salah satu buku yang gw baca, diajarkan kalo mau sukses dalam suatu karir, kita harus memberi lebih dari yang diharapkan. Dalam alkitab pun Yesus mengajarkan seperti itu. "Saat orang memaksa kita berjalan 1 mil bersamanya, berjalanlah 2 mil bersamanya". Namun contoh dari om itu merupakan pertama kalinya gw menyaksikan arti dari ajaran tersebut.

Sebelum di paduan suara ini, gw pernah tergabung dalam sebuah paduan suara yang lebih serius pada tahun 2004. Seberapa serius? Kita sering ikut perlombaan dan hampir selalu menang. Gw juga pernah bersama paduan suara itu ikut Choir Olympic di Xiamen. Cool right? Tapi kenyataan tidak sekeren itu. Hampir semua anggota jarang berlatih sendiri di rumah. Bahkan pelatih kami sering marah karena hal itu. Gw sendiri jarang sekali latihan di rumah karena lebih sering langsung bisa soalnya gw jenius...

Namun point yang mau gw angkat adalah, kebanyakan manusia sudah puas hanya dengan cukup. Jarang ada yang benar-benar berusaha untuk menjadi lebih baik.

Belum lama ini gw sedang ngobrol sama temen dan kita menyinggung soal pekerjaan. Sebagai anak yang baru lulus kuliah bila ditanya apa rencana setelah lulus biasanya orang akan menjawab kerja dulu sama orang untuk cari pengalaman, baru nanti buka usaha sendiri. Saat itu tanpa sadar gw nyeletuk: "Cari pengalaman ato cari duit? Cari pengalaman dapet bonus gaji atau cari gaji dengan bonus pengalaman?" Setelah itu gw bahkan kaget dengan kebijaksanaan gw sendiri karena pernyataan gw tersebut sangat bermakna :p


Cari pengalaman dengan bonus gaji berarti tujuan utama bekerja adalah mengumpulkan ilmu sebanyak-banyaknya, dan kebetulan kita dibayar untuk itu. Banyak buku tentang kesuksesan malah menyarankan biarpun tidak dibayar tidak masalah karena pengalaman itu sendiri lebih berharga. Tapi gw tau jarang ada orang yang punya mental seperti itu. Beberapa kali gw bekerja, gw merasa cukup dengan menyelesaikan tugas gw. Nggak juga sih biasa gw memberikan lebih dari yang diharapkan tapi gak banyak. Sebagai contoh: saat disuruh menyelesaikan 3 DVD, gw akan menyelesaikan 4 DVD. Tapi hanya sampai di situ. Saat gw seharusnya bisa menyelesaikan hingga 5 DVD, gw akan stop karena rugi gw donk gaji gk nambah tapi gw nyelesain DVD lebih banyak dari senior gw yang gajinya gede tapi cuma selesai 3. Mental "cari gaji dapat pengalaman" adalah seperti itu. Biasanya orang dengan mental ini bila ia bisa menyelesaikan sebuah pekerjaan dalam waktu 3 jam, dia akan buat jadi 5 jam. Soalnya kalo cepet-cepet selesai nanti dikasi kerjaan lain. Padahal kalo mau pengalaman, cara terbaik adalah menyelesaikan sebanyak-banyaknya pekerjaan yang bisa dikerjakan.


Dalam buku yang gw baca, diceritakan ada sebuah penelitian. Pada sebuah kelas pottery (bikin pot tanah liat gitu. gw lupa istilah indonesianya), para murid dibagi menjadi dua kelompok. Sebut saja kelompok A dan kelompok B. Kelompok A diberi tugas yaitu dalam waktu 3 hari setiap anak harus menyerahkan 1 pot terbaik mereka. Nilai diberikan sesuai dengan kualitas pot tersebut. Kelompok B diberi tugas yaitu dalam waktu 3 hari, mereka harus membuat sebanyak-banyaknya pot. Nilai akan diberikan sesuai total dari berat semua pot yang mereka buat.

Saat membaca cerita tersebut, gw berpikir kalo pot yang dihasilkan kelompok A akan lebih baik karena mereka hanya perlu membuat sebuah masterpiece. Jadi mereka bisa lebih fokus menyempurnakan karya mereka. Tapi ternyata hasil dari penelitian itu lain dari perkiraan. Justru pot terbaik berasal dari kelompok B. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah, kesempurnaan didapat dari banyaknya latihan dan usaha.


Kesimpulan yang gw dapet adalah, passion saja tidak cukup untuk menentukan kesuksesan. Kita harus punya sikap dan mental yang benar.

Gw yakin passion gw gk kalah dari om bas itu. Gw suka nyanyi. Bahkan gw kebanyakan gak dibayar untuk bernyanyi karena lebih untuk pelayanan. Tapi passion gw gak didukung dengan semangat untuk jadi lebih dan lebih baik lagi. Tapi gw akan cukup bila gw bisa menyanyikan bagian gw dengan baik, sedangkan si om ingin lebih banyak berlatih. Saat dia sudah bisa menyanyikan bagian bas dengan baik, dia ikut saat suara lain berlatih. Dengan cara tersebut sudah pasti si om mempunyai skill membaca not lebih baik karena ia membaca lebih banyak not daripada yang hanya belajar bagian suaranya.


Jadi, apakah saat ini anda sedang mencari pengalaman dengan bonus gaji, atau gaji dengan bonus pengalaman?

No comments:

Post a Comment